Friday, July 21, 2017

Hakikat dan Ragam Belajar



BAB II
PEMBAHASAN



A.    Pengertian Belajar
Sebelum menguraikan penjelasan lebih mendalam mengenai Hakikat dan Ragam Belajar, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan belajar. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.[1]
Mohammad Surya (1992:23) mengemukakan bahwa “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan”.
Selanjutnya Abin Syamsudin (2005:32) mendefinisikan bahwa “belajar adalah suatu perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu”.
Pendapat lain diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002:13) bahwa “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
Begitu juga yang diungkapkan oleh M. Ngalim Purwanto (2007:85) dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengemukakan bahwa: Belajar adalah tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut brebagai aspek kepribadian, baik pisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan bersikap permanen sebagai hasil belajar individu tersebut. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan salah satunya, yaitu keinginan mendapatkan nilai yang baik.
B.                 Tujuan dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
a.      Tujuan Belajar
Tujuan pembelajar pada hakekatnya adalah rumusan tentang perilaku hasil belajar ( kognitif, psikomotor, dan afektif ) yang diharapkan untuk dimiliki (dikuasai) oleh si pelajar setelah si pelajar mengalami proses belajar dalam jangka waktu tertentu.[2]
Yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,mata ajaran, dan guru itu sendiri. berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yan hendak dicapai dan dikembangkan dan diapresiasikan. berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
Suatu tujuan pembelajaran sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:
a)      Tujuan itu menyediakan situasi atau kondisi untuk belajar, misalnya: dalam situasi bermain peran.
b)      Tujuan mendefinisikan tingkah laku siswa dalam bentuk dapat diukur dan dapat diamati.
c)      Tujuan menyatakan tingkat minimal perilaku yang dikehendaki, misalnya pada peta pulau jawa, siswa dapat mewarnai dan memberi label pada sekurang-kurangnya tiga gunung utama.

b.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar dinamakan unsur-unsur dinamis belajar. Unsur dinamis belajar tersebut dapat mendukung (berpengaruh positif) atau sebaliknya menjadi penghambat (berpengaruh negatif).[3] Adapun faktor-faktor tersebut dibedakan menajdi dua yaitu:
a)      Faktor Internal/Individual, yaitu faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri misalnya faktor kematangan pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi/minat, dan faktor pribadi.
b)      Faktor Sosial, yaitu faktor yang ada duluar individu misalnya faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.
Kematangan Pertumbuhan
Kita tidak dapat melihan anak yang berumur enam bulan untuk belajar berjalan. Andaipun kita paksa, tetap anak itu tidak akan sanggup melakukanya, karna untuk dapat berjalan seorang anak memerlukan kematangan potensi-potensi jasmaniah maupun rohaniahnya.
Dengan pula dengan kita, kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk dibangku kelas menengah, itu semua karna kematangan pertumbuhan merakan yang belum mencukupi dan memenuhi tahap.
Kecerdasan/Intelektual
­            Disamping kematangan, kecerdasan seorang anak juga sangat mempengaruhi proses belajar mengajar. Kengataan menunjukkan pada anak yang memahami proses belajar ilmu pasti/Matematika namun anak tersebut kekurangan pemahaman mengenai ilmu filsafat atau yang lainnya, ini menunjukkan bahwa kecerdasan sangat dibutuhkan terhadap proses belajar.

Motivasi/Minat Diri
            Motivasi sangat mempengaruhi akan kecerdasan anak dalam belar atau memahami penyampaian dari guru, contohnya bagi anak yang tidak memiliki minat belajar di sekolah akan tetapi minat yang dimilikinya lebih kepada Pasantren, tentu proses belajarnya tidaklah efektiv dikarnakan kemalesan akan menghadapi pelajaran yang diajarkan disekolah.
Keadaan Keluarga
            Ada keluarga yang miskin, adapula keluarga yang kaya. Ada kelurga yang memiliki cita-cita tinggi bagi sianak. Dan bahkan ada keluarga yang hidup seharinya penuh dengan kekacauan dan pertikaian.  Suasana keluarga yang bermacam-macam seperti itu juga menjadi dorongan bagi sianak sehingga membuatnya mencintai belajar. Namun jika seperti keluarga diatas yang selalu bertengkar, hal ini juka akan mengurangi minat sianak pada belajar.
C.                RAGAM – RAGAM BELAJAR
           Keanekaragaman jenis belajar ini muncul dalam dunia pendidikan sejalan dengan kebutuhan kehidupan manusia yang juga bermacam – macam. Adapun ragam belajar dapat dibedakan menjadi 8 ragam yaitu Ragam Abstrak, Ragam keterampilan, Ragam social, Ragam pemecahan masalah, Ragam rasional, Ragam kebiasaan, Ragam apresiasi dan Ragam pengetahuan. [4]

a.      Ragam abstrak
Belajar absrtak ialah belajar yang menggunakan cara – cara berpikir abstrak. Tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah-masalah yang tidak nyata.
b.      Ragam keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motoric yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot /neuromuscular. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan – latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis ini misalnya belajar olahraga, music, menari, melukis, memperbaiki benda – benda elektronik, dan juga sebagian materi pelajaran agama, seperti ibadah sholat dan haji.
c.       Ragam social
Belajar social pada dasarnya adalah belajar memahami masalah – masalah dan tehnik -tehnik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuannya adalah untuk menguasai pemahaman dan kecakapan dalam memecahkan masalah – masalah sosial seperti dalam masalah keluarga, masalah persahabatan, masalah kelompok, dan masalah – masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.
d.      Ragam pemecahan masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar menggunakan metode – metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur, dan teliti. Tujuannya ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan koknitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu kemampuan siswa dalam menguasai konsep – konsep, prinsip – prinsip dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan.
e.       Ragam rasional
Belajar rasional ialah belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis (sesuai dengan akal sehat). Tujuannya ialah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan menggunakan prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Jenis belajar ini sangat erat kaitannya dengan belajar pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, siswa diharapkan memiliki kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan dan strategi akal sehat, logis dan sistematis (Reber, 1998).
f.          Ragam kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan – kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan – kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain menggunakan perintah, suri tauladan dan pemgalaman khusus, juga menggunakan hukuman dan ganjaran. Tujuannya agar siswa memperoleh sikap – sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (kontekstual).
g.      Ragam apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan ( judgment ) arti penting atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (affective skills) yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nialai objek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi music, dan sebagainya.

Ragam pengetahuan
Belajar pengetahuan (studi) ialah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu. Studi ini juga dapat diartikan sebagai sebuah program belajar terencana untuk menguasai materi pelajaran dengan melibatkan kegiatan investigasi dan eksperimen (Reber, 1988). Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat khususdalam mempelajarinya, misalnya dengan menggunakan alat – alat laboratorium dan penelitian lapangan.

D.                PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
            Prinsip belajar menurut Wingo (1970:194)
a.      Hasil belajar sepatutnya menjangkau banyak segi
Dalam suatu proses belajar, banyak segi yang sepatutnya dicapai sebagai hasil belajar, yaitu meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang konsep, kemampuan menerapkan konsep, kemampuan menjabarkan dan menarik kesimpulan serta menilai kemanfaatan suatu konsep, menyenangi dan member respons yang positif terhadap sesuatu yang dipelajari, deperoleh kecakapan melakukan suatu kegiatan tertentu.
b.      Hasil belajar diperoleh berkat pengalaman
Kemauan dan dorongan untuk melakukan kegiatan yang dapat member pengalaman belajar untuk mencapai pemahaman sepatutnya muncul dari dalam diri sendiri. Kemunculan hal tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan yang dating dari luar lingkungan. Dalam kegiatan belajar mengajar, rangsangan dapat ditimbilkan dari guru, dengan menyodorkan suatu materi pelajaran yang bersifat problematik, atau materi pembelajaran yang mengandung permasalahan yang menuntut upaya menemukan pemecahan melalui suatu proses pencarian dan penemuan atau prose pemecahan masalah.
c.       Belajar merupakan suatu kegiatan yang mempunyai tujuan
Dalam proses belajar, apa yang ingin di capai sepatutnya di rasakan dan di miliki olehsetiap siswa. Tujuan belajar bukan berarti tujuan pembelajaran , karena tujuan pembelajaran merupakan tujuan dan harapan yang ingin di capai guru dari kegiatan yang di lakukan. Meskipun  apa yang di inginkan guru atau yang di harapkan itu kemunculannya pada diri siswa , namun belum tentu apa yang di inginkan guru itu sesuai dengan apa yang di inginkan siswa. 

BAB III
PENUTUP
A.                Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang berlangsung sejak lahir hingga akhir hayat, dalam belajar terjadi adanya perubahan tingkah laku yang bersifat relatif permanen, hasil belajar ditunjukan dengan tingkah laku,dalam belajar ada aspek yang berperan yaitu motivasi, emosional, sikap,dan yang lainnya. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar, yang memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar.
B.                 Saran
Dari kesimpulan diatas, maka penulis menyarankan kepada pembaca khususnya kepada peserta bahwa belajar sanagatlah penting untuk diri kita. Dimana dengan belajar dapat merubah tingkah laku kearah yang lebih baik. Dengan belajar pula kita dapat mengembangkan bergam kemampuan dan sikap.



Daftar Pustaka
-          Asrori, Muhammad, H. Prof. Dr.M.Pd, 2007.Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV. Wacana Prima.
-          Hakim, Lukman. 2008. Perencanaan pembelajaran. Bandung : cv wacana rima
-          Syah, muhibbin. 2009. Psikologi Belajar. Jakarta : rajawali pres.
-          Purwanto, Ngalim, Drs. H, MP. 2011. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya



[1] Purawonto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, 2011, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Hal,85
[2] Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran, , 2007, Bandung : CV. Wacana Prima. Hal, 57

[3] Purawonto, Ngalim. Psikologi Pendidikan,Hal,102
[4] Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran. Hal, 57

No comments:

Post a Comment